Kasus Afriani Susanti
Afriani Susanti, nama perempuan satu ini sontak menjadi buah bibir di
berbagai media. Bukan lantaran prestasi yang didapat tapi sebagai sang
pembawa maut. Dengan mobil Xenia-nya, dia menabrak sembilan orang dari
arah belakang pada minggu siang (22/01) sekitar pukul 11.00 WIB. di
daerah Tugu Tani, Jakarta. Tak tanggung-tanggung, delapan nyawa langsung
meninggal di lokasi kejadian. Sementara, seorang meninggal di Rumah
Sakit. Sungguh ironis.
Ketika keluar dari mobil Xenia yang sudah ringsek, dia mengaku shock.
Anehnya, kamera sebuah stasiun televisi tak sengaja mengambil gambar
dirinya sedang asyik dengan ponselnya (BBM-an) di belakang seorang
Polisi beberapa saat setelah keluar dari mobil yang ringsek. Yang lebih
aneh lagi, kepada wartawan dan Polisi, dia mengatakan rem-nya blong.
Tapi setelah dicoba oleh wartawan dan Polisi, rem mobil ternyata tidak
blong. Ini artinya dia sudah berbohong.
Polisi pun bertindak cepat. Setelah melakukan pemeriksaan darah dan
kadar akohol, Afriani Susanti ditetapkan sebagai tersangka. Perbuatan
yang disangkakan bukan hanya sebagai penyebab kecelakaan. Tapi juga
pemakai narkoba dengan tiga orang temannya. Sungguh mengkagetkan
ternyata penyebab kecelakaannya karena keempat pengendara mobil Xenia
mengkonsumsi narkoba beberapa jam sebelumnya.
Sebenarnya, tahun lalu pun juga terjadi kecelakaan yang sama akibat
pengemudinya ngebut dan mengkonsumsi narkoba. Tempatnya pun sekitar di
air mancur bundaran HI. Tercatat ada sekitar empat kali kejadian mobil
menabrak trotoar dan tercebur di air mancur bundaran HI. Untunglah tidak
menimbulkan korban jiwa.
Lain dengan yang terjadi pada hari minggu siang (22/01) lalu. Mobil
Xenia yang dikendarai Afriani Susanti menabrak sembilan orang hingga
meninggal. Perbuatan yang dilakukan Afriani Susianti sekilas mirip
perbuatan pembunuh berdarah dingin. Tak ada maksud memojokkan apalagi
menghina. Tapi “membunuh” dengan sengaja atau tidak sengaja delapan
orang yang tidak ada sangkut paut dan kesalahannya jelas mirip pembunuh
berdarah dingin. Bahkan Babe dan Ryan pun kalah dengan Afriani Susanti.
Babe, robot gedhek baru di Jakarta dan Ryan, jagal dari Jombang tidak
membunuh korban sekaligus. Keduanya melakukan pembunuhan secara
bertahap. Berbeda dengan Afriani Susanti yang dengan sekali tabrak,
sembilan nyawa langsung melayang.
Jack The Riper pun juga masih kalah dibandingkan Afriani Susanti. Bukan
dalam hal soal korban tapi lebih kepada penyebabnya. Kalau Jack The
Riper sudah jelas membunuh banyak pelacur di Inggris karena kelainan
seksualnya. Bandingkan dengan Afriani Susanti, yang tanpa sebab langsung
menabrak sembilan orang hingga meninggal. Sungguh mengenaskan.
Belajar dari kasus Afriani Susanti, selalu berhati-hati ketika berada di
jalan. Jangan mengemudi ketika sedang mabuk atau memakai narkoba.
Seandainya pun anda mabuk atau dalam pengaruh narkoba, lebih baik minta
tolong orang mencarikan taksi untuk mengantarkan pulang ke rumah. Begitu
juga kalau anda melihat orang mabuk atau memakai narkoba hendak
mengemudikan kendaraannya (mobil dan sepeda motor), cepat cegahlah.
Tawarkan bantuan untuk mengemudikan kendaraannya. Tapi kalau anda tidak
mempunyai cukup kuat nyali untuk sekedar mengingatkan, mintalah bantuan
satpam atau teleponlah polisi. Bukankah mencegah lebih baik daripada
menyesali kejadian yang terlanjur terjadi.
Nama : Seruni Pertiwi
Kelas : 3 SA 02
Tidak ada komentar:
Posting Komentar