Senin, 07 Januari 2013

News

Kasus Afriani Susanti

Afriani Susanti, nama perempuan satu ini sontak menjadi buah bibir di berbagai media. Bukan lantaran prestasi yang didapat tapi sebagai sang pembawa maut. Dengan mobil Xenia-nya, dia menabrak sembilan orang dari arah belakang pada minggu siang (22/01) sekitar pukul 11.00 WIB. di daerah Tugu Tani, Jakarta. Tak tanggung-tanggung, delapan nyawa langsung meninggal di lokasi kejadian. Sementara, seorang meninggal di Rumah Sakit. Sungguh ironis.
Ketika keluar dari mobil Xenia yang sudah ringsek, dia mengaku shock. Anehnya, kamera sebuah stasiun televisi tak sengaja mengambil gambar dirinya sedang asyik dengan ponselnya (BBM-an) di belakang seorang Polisi beberapa saat setelah keluar dari mobil yang ringsek. Yang lebih aneh lagi, kepada wartawan dan Polisi, dia mengatakan rem-nya blong. Tapi setelah dicoba oleh wartawan dan Polisi, rem mobil ternyata tidak blong. Ini artinya dia sudah berbohong.
Polisi pun bertindak cepat. Setelah melakukan pemeriksaan darah dan kadar akohol, Afriani Susanti ditetapkan sebagai tersangka. Perbuatan yang disangkakan bukan hanya sebagai penyebab kecelakaan. Tapi juga pemakai narkoba dengan tiga orang temannya. Sungguh mengkagetkan ternyata penyebab kecelakaannya karena keempat pengendara mobil Xenia mengkonsumsi narkoba beberapa jam sebelumnya.
Sebenarnya, tahun lalu pun juga terjadi kecelakaan yang sama akibat pengemudinya ngebut dan mengkonsumsi narkoba. Tempatnya pun sekitar di air mancur bundaran HI. Tercatat ada sekitar empat kali kejadian mobil menabrak trotoar dan tercebur di air mancur bundaran HI. Untunglah tidak menimbulkan korban jiwa.
Lain dengan yang terjadi pada hari minggu siang (22/01) lalu. Mobil Xenia yang dikendarai Afriani Susanti menabrak sembilan orang hingga meninggal. Perbuatan yang dilakukan Afriani Susianti sekilas mirip perbuatan pembunuh berdarah dingin. Tak ada maksud memojokkan apalagi menghina. Tapi “membunuh” dengan sengaja atau tidak sengaja delapan orang yang tidak ada sangkut paut dan kesalahannya jelas mirip pembunuh berdarah dingin. Bahkan Babe dan Ryan pun kalah dengan Afriani Susanti. Babe, robot gedhek baru di Jakarta dan Ryan, jagal dari Jombang tidak membunuh korban sekaligus. Keduanya melakukan pembunuhan secara bertahap. Berbeda dengan Afriani Susanti yang dengan sekali tabrak, sembilan nyawa langsung melayang.
Jack The Riper pun juga masih kalah dibandingkan Afriani Susanti. Bukan dalam hal soal korban tapi lebih kepada penyebabnya. Kalau Jack The Riper sudah jelas membunuh banyak pelacur di Inggris karena kelainan seksualnya. Bandingkan dengan Afriani Susanti, yang tanpa sebab langsung menabrak sembilan orang hingga meninggal. Sungguh mengenaskan.
Belajar dari kasus Afriani Susanti, selalu berhati-hati ketika berada di jalan. Jangan mengemudi ketika sedang mabuk atau memakai narkoba. Seandainya pun anda mabuk atau dalam pengaruh narkoba, lebih baik minta tolong orang mencarikan taksi untuk mengantarkan pulang ke rumah. Begitu juga kalau anda melihat orang mabuk atau memakai narkoba hendak mengemudikan kendaraannya (mobil dan sepeda motor), cepat cegahlah. Tawarkan bantuan untuk mengemudikan kendaraannya. Tapi kalau anda tidak mempunyai cukup kuat nyali untuk sekedar mengingatkan, mintalah bantuan satpam atau teleponlah polisi. Bukankah mencegah lebih baik daripada menyesali kejadian yang terlanjur terjadi.

Nama : Seruni Pertiwi
Kelas : 3 SA 02

Tidak ada komentar:

Posting Komentar