Awal mula lahirnya Jurnalistik
dimulai sekitar 3000 tahun lalu. Terdapat konsep dasar jurnalistik yaitu,
penyampaian berbagai pesan, berita dan informasi. konsep dasar tersebut berakar
dari saat ketika itu Firaun, Amenhotep III, di Mesir mengirimkan ratusan pesan
kepada para perwiranya yang tersebar di berbagai daerah provinsi untuk
mengabarkan apa yang terjadi di pusat.
Catatan sejarah yang berkaitan dengan penerbitan media massa terpicu penemuan
mesin cetak oleh Johannes Gutenberg.
Media massa di Indonesiatumbuh dan berkembang secara unik, dibandingkan dengan
negara lain, terutama bila dibandingkan dengan lahir dan tumbuhnya media massa
di negara-negara barat dan AS. Media cetak di Indonesia lahir pada masa
penjajahan Belandayaitu dengan terbitnya surat kabar Bataviase Nouvelles
(1744). Koran ini tentu saja dijalankan oleh manajemen dan jurnalis Belanda.
kemudian lahirlah pers "pribumi", media cetak yang berkomunikasi
dengan bahasa melayu atau bahasa daerah dan dipimpin oleh seorang pribumi.
masuk dalam kategori ini adalah warta berita (1901) yang selain berbahasa
melayu juga dicetak dalam bahasa latin. surat kabar lain yang lahir pada abad
ke-19 meskipun telah dicetak dengan huruf latin dan berbahasa melayu tetapi umumnya
masih di pimpim oleh orang-orang Belanda. Koran yang dipimpin oleh kaum pribumi
ini merupakan cikal bakal "pers perjuangan" yaitu media cetak
berbahasa Melayu yang menyiratkan cita-cita kemerdekaan dari penjajahan asing
dalam kebijakan redaksionalnya.
Istilah pers perjuangan kembali populer setelah 17 Agustus 1945, yaitu Hari
Kemerdekaan Republik Indonesia, tetapi kemudian pihak Belanda (mencoba)
menjajah kembali bangs Indonesia. Pada era 1945-1946, koran-koran yang
membawakan suara bangsa Indonesia masih mendapat survive si tengah tekanan
pihak Belanda. Wartawan Indonesia H. Rosiwan Anwar adalah contoh
"sisa-sisa laskar panjang" yang mengalami sendiri masa-masa sulit
itu.
Konsistensi pers cetak semakin terlihat pada perjalanan bangsa ini, mulai dari
era demokrasi liberal (1950-1959), demokrasi terpimpin (1959-1965), demokrasi
pancasila (1965-1998) dan kini, serta era reformasi (1998-sekarang).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar