Awal mula lahirnya Jurnalistik
dimulai sekitar 3000 tahun lalu. Terdapat konsep dasar jurnalistik yaitu,
penyampaian berbagai pesan, berita dan informasi. konsep dasar tersebut berakar
dari saat ketika itu Firaun, Amenhotep III, di Mesir mengirimkan ratusan pesan
kepada para perwiranya yang tersebar di berbagai daerah provinsi untuk
mengabarkan apa yang terjadi di pusat.
Senin, 15 Oktober 2012
Minggu, 18 Maret 2012
100 impian
100 Impian
1.ingin lulus kuliah dengan nilai yang membanggakan
2. Ingin bias pasif bahasa inggris dengan baik
3. ingin sukses
4. ingin pergi haji bersama keluarga
5. ingin menikah dengan seseorang yang saya cintai
6. hidup bahagia dengan suami
7. ingin mempunyai rumah sendiri
8. ingin mempunyai mobil sendiri
9. ingin membuka usaha
10. ingin membuka sekolah untuk orang yang kurang mampu
11. ingin menjadi model
12. ingin bias bermain music piano dan gitar akustik
13. igin memberi makanan ke anak-anak jalanan
14. ingin mempunyai usaha ternak kelinci
15. ingin menjadi designer
16. ingin membuka factory outlet
17. ingin mempunyai blackberry Dakota white
18. ingin membeli ipad
19. ingin bias mengendarai mobil sendiri
20. ingin menjadi photographer
21. ingin membuka restaurant untuk mamah
22. ingin membuka usaha showroom mobil untuk ayah
23. ingin membiayai pendidikan adik sampai tingkat tinggi
24. ingin liburan bersama keluarga ke luar negeri
25. ingin menghabiskan waktu bersama orang yang disayang
26. ingin nostalgia dengan teman-teman sekolah
27. ingin memiliki usaha kebun buah-buahan untuk wisata
28. ingin membuat masjid untuk ibadah orang sekitar
29. ingin mengasah dalam bidang tarik suara
30. ingin mempunyai band jazz yang personilnya wanita semua
31. ingin memodivikasi motor
32. ingin refresing ke dufan lagi bersama temen-teman kuliah
33. Ingin menjadi orang yang sukses dalam segala bidang.
34. Ingin menjadi anak yang berbakti pada orang tua.
35. Ingin menjadi istri yang baik.
36. Ingin cepat selesai kuliah.
37. Ingin pekerjaan yang lebih tetap.
38. Ingin punya rumah sendiri.
39. Ingin masuk syurga
40. Ingin menjadi orang berilmu.
41. Ingin dapat menolong sesama.
42. Ingin selalu berbuat baik.
43. Ingin melanjutkan S2.
44. Ingin menjadi orang yang baik.
45. Ingin menjadi orang yang tidak sombong.
46. Ingin membuat orang tua bangga.
47. Ingin menjadi orang yang serba berkecukupan.
48. Ingin selalu sehat..
49. Ingin ikut tes CPNS setelah selesai kuliah.
50. Ingin jalan-jalan.
51. Ingin membiayai orangtua naik haji.
52. Ingin dapat membuat program sendiri.
53. Ingin jadi wanita karir.
54. Ingin tidak selalu merepotkan orang lain.
55. Ingin jadi sutradara film.
56. Ingin keliling kota.
57. Ingin menjadi lebih baik lagi.
58. Ingin hidup dengan sebaik-baiknya.
59. Ingin lebih teliti lagi.
60. ingin selalu ada saat keluarga membutuhkan.
61. Ingin membuat film yang menggunakan animasi sendiri.
62. Ingin menjadi penulis.
63. Ingin membiayai sekolah adik.
64. Ingin menjadi orang yang tidak pemarah.
65. Ingin menjadi orang yang berguna bagi siapa saja.
66. Ingin tetap langsing.
67. ingin selalu berlapang dada terhadap apa yang terjadi.
68. Ingin belajar ilmu ikhlas.
69. Ingin usaha yang dijalankan sukses.
70. Ingin dapat membantu orang lain.
71. Ingin selalu disayang keluarga.
72. Ingin selalu bersama suami.
73. Ingin hidup lebih mapan.
74. Ingin nilai yang memuaskan.
75. ngin selalu mengerjakan tugas tepat pada waktunya.
76. Ingin membuat penemuan-penemuan baru.
77. Ingin melakukan perubahan dalam hidup lebih baik lagi.
78. Ingin rajin dalam segala hal.
79. Ingin jadi programmer handal.
80. Ingin jadi repoter tv.
81. Ingin punya kebun.
82. Ingin mengelola kebun sendiri.
83. Ingin melihat teman-teman sukses.
84. Ingin ibadah lebih baik lagi.
85. Ingin selalu mengingat Allah SWT.
86. Ingin bekerja lebih baik lagi.
87. Ingin punya yayasan.
88. Ingin usaha yang dijalankan sukses.
89. Ingin dapat membantu orang lain.
90. Ingin keliling Indonesia.
91. Ingin menjadi pemimpin yang amanah.
92. Ingin punya pabrik industri batik.
93. Ingin punya tanaman beraneka macam buah-buahan disekitar rumah.
94. Ingin punya anak yang berbakti kepada orang tua.
95. Ingin selalu konsisten terhadap apa yang diucapkan.
96. Ingin menjadi seorang muslim yang solehah.
97. Ingin menjadi pakar telematika.
98. Ingin punya pabrik coklat.
99. Ingin mampu melewati ujian hidup dengan sabar dan ikhlas.
100. Ingin semua keinginan diatas tercapai. Amien.
Minggu, 08 Januari 2012
Kerukunan Umat Beragama
Kerukunan Antar Umat Beragama Di Indonesia
Pengertian :
Kerukunan umat beragama adalah suatu bentuk sosialisasi yang damai dan tercipta berkat adanya toleransi agama. Toleransi agama adalah suatu sikap saling pengertian dan menghargai tanpa adanya rasa diskriminasi dalam hal apapun,khususnya dalam hal agama. Lalu adakah pentingnya Kerukunan Umat Beragama di Indonesia ? jawabannya adalah “iya”
Kerukunan Umat Beragama adalah hal yang sangat penting untuk mencapai sebuah kesejahteraan hidup di negeri ini, seperti yang kita ketahui Indonesia memiliki keragamaan yang begitu banyak. Tak hanya masalah adat istiadat atau budaya seni,tapi juga termasuk agama.
Walau mayoritas penduduk Indonesia memeluk agama islam, ada beberapa agama lain yang juga dianut penduduk ini. Kristen,khatolik,budha dan hindu adalah contoh agama yang juga banyak dipeluk oleh warga Indonesia.
Setiap agama tentu punya aturan masing-masing dalam beribadah. Namun perbedaan ini bukanlah alas an untuk berpecah belah. Sebagai satu saudara dalam tanah air yang sama, kita harus menjaga kerukunan umat beragama di Indonesia agar Negara ini tetap menjadi satu kesatuan yang utuh.
Macam-macam Kerukunan Umat Beragama di Indonesia :
1. Kerukunan antar pemeluk agama yang sama, yaitu suatu bentuk kerukunan yang terjalin antar masyarakat penganut satu agama.
Misalnya : kerukunan sesama umat islam atau kerukunan sesama penganut umat Kristen.
2. Kerukunan antar umat beragama lain, yaitu suatu bentuk kerukunan yang terjalin antar masyarakat yang memeluk agama yang berbeda-beda.
Misalnya : kerukunan antar umat islam dan Kristen, antara pemeluk agama Kristen dan budha atau kerukunan yang dilakukan oleh semua agama.
Bagaimana menjaga Kerukunan Umat Beragama di Indonesia ?
1. Menjunjung tinggi rasa toleransi antar umat beragama, baik sesame antar pemeluk agama yang sama maupun yang berbeda.
Rasa toleransi dapat terbentuk dalam macam-macam hal
Misalnya : perijinan pembangunan tempat ibadah oleh pemerintah, tidak saling mengejek dan mengganggu umat lain atau member waktu pada umat lain untuk beribadah bila memeang sudah waktunya. Banyak hal yang bias dilakukan untuk menunjukkan sikap toleransi. Hal ini sangat penting demi menjaga tali kerukunan umat beragama umat di Indonesia
2. Selalu siap membantu sesame, jangan melakukan diskriminasi terhadap suatu agama terutama saat mereka membutuhkan bantuan.
Misalnya : di suati daerah di Indonesia mengalami bencana alam. Mayoritas penduduknya adalah pemeluk agama Kristen. Bagi anda pemeluk agama lain jangan lantas malas untuk membantu saudara sebangsa yang sedang kesusahan hanya karena perbadaan agama.
3. Selalu jagalah rasa hormat pada orang lain tanpa memandang agama apa yang mereka anut.
Misalnya : dengan selalu berbicara halus dam ramah. Hal ini tentu akan mempererat kerukunan umat beragama di Indonesia.
4. Bila terjadi masalah yang menyangkut agama, tetap selesaikan dengan kepala dingin tanpa harus saling menyalahkan. Para pemuka agama,tokoh masyaraka dan pemerintah sangat diperlukan peranannya dalam pencapaian solusi yang baik dan tidak merugikan pihak manapun atau munkin malah menguntungkan pihak lain.
Masalah Kerukunan hidup antar umat beragama di Indonesia
Beberapa masalah kerukunan umat beragam di Indonesia, terdapa empat masalah tentang kerukunan hidup umat beragama yang berkaitan dengan integrasi nasional, yaitu :
1. Masalah mempersatukan aneka warna suku bangsa
2. Masalah kerukunan antar umat beragama
3. Masalah hubungan minoritas dan mayoritas
4. Masalah integrasi kebudayaan-kebudayaan di irian jaya dan timor timur dengan kebudayaan di Indonesia.
Adapun focus dari kajian ini adalah berkaitan dengan masalah kerukunan, sehingga dapat dilepaskan dari masalah ketidakrukunan atau konflik. Konsep kerukunan umat beragama mengacu pada kerukunan yang terwujud diantara umat beragama dan bukan kerukunan agama.
Kajian mengenai kerukunan umat beragama terwujud dalam interaksi antar umat beragama. Ineraksi adalah hubungan timbale balik antara dua orang atau lebih yang masing-masing mempunyai identitas. Jika dalam interaksi yang terwujud agar umat agama yang berlainan saling menonjolkan identitas agama masing-masing, maka yang terjadi adalah ketidakrukunan, dan sebaliknya jika dalam interaksi dalam umat beragama tersebut masing-masing pihak tidak mengaktifkan atau tidak menyimpan identitasnya maka terjadilah kerukunan antar umat beragama.
Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya masalah kerukunan antara lain :
1. Sikap prasangka stereotype etnik dan dijiwai oleh suasana persaingan yang tajam
2. Penyiaran agama yang ditujukan kepada kelompok yang sudah menganut agama
3. Penyendirian rumah beribadah, pendirian rumah ibadah kelompok minoritas ditengah kelompok mayoritas juga dapat mengganggu hubungan antar umat beragama, keyakinan yang bersifat mutlak ini menimbulkan penolakan yang bersifat mutlak pula terhadap kebenaran agama lain yang diyakini oleh pemiliknya sebagai kebenaran mutlak.
POLA PEMBINAAN KERUKUNAN HIDUP BERAGAMA
1. Perlunya Kerukunan Hidup Beragama
1. Manusia Indonesia satu bangsa, hidup dalam satu negara, satu ideologi Pancasila. Ini sebagai titik tolak pembangunan.
2. Berbeda suku, adat dan agama saling memperkokoh persatuan.
3. Kerukunan menjamin stabilitas sosial sebagai syarat mutlak pembangunan.
4. Kerukunan dapat dikerahkan dan dimanfaatkan untuk kelancaran pembangunan.
5. Ketidak rukunan menimbulkan bentrok dan perang agama, mengancam kelangsungan hidup bangsa dan negara.
6. Pelita III: kehidupan keagamaan dan kepercayaan makin dikembangkan sehingga terbina hidup rukun di antara sesama umat beragama untuk memperkokoh kesatuan dan persatuan bangsa dalam membangun masyarakat.
7. Kebebasan beragama merupakan beban dan tanggungjawab untuk memelihara ketentraman masyarakat.
B. Kendala-Kendala
B. 1. Rendahnya Sikap Toleransi
Menurut Dr. Ali Masrur, M.Ag, salah satu masalah dalam komunikasi antar agama sekarang ini, khususnya di Indonesia, adalah munculnya sikap toleransi malas-malasan (lazy tolerance) sebagaimana diungkapkan P. Knitter. Sikap ini muncul sebagai akibat dari pola perjumpaan tak langsung (indirect encounter) antar agama, khususnya menyangkut persoalan teologi yang sensitif. Sehingga kalangan umat beragama merasa enggan mendiskusikan masalah-masalah keimanan. Tentu saja, dialog yang lebih mendalam tidak terjadi, karena baik pihak yang berbeda keyakinan/agama sama-sama menjaga jarak satu sama lain. Masing-masing agama mengakui kebenaran agama lain, tetapi kemudian membiarkan satu sama lain bertindak dengan cara yang memuaskan masing-masing pihak. Yang terjadi hanyalah perjumpaan tak langsung, bukan perjumpaan sesungguhnya. Sehingga dapat menimbulkan sikap kecurigaan diantara beberapa pihak yang berbeda agama, maka akan timbullah yang dinamakan konflik.
B. 2. Kepentingan Politik
Faktor Politik, Faktor ini terkadang menjadi faktor penting sebagai kendala dalam mncapai tujuan sebuah kerukunan anta umat beragama khususnya di Indonesia, jika bukan yang paling penting di antara faktor-faktor lainnya. Bisa saja sebuah kerukunan antar agama telah dibangun dengan bersusah payah selama bertahun-tahun atau mungkin berpuluh-puluh tahun, dan dengan demikian kita pun hampir memetik buahnya. Namun tiba-tiba saja muncul kekacauan politik yang ikut memengaruhi hubungan antaragama dan bahkan memorak-porandakannya seolah petir menyambar yang dengan mudahnya merontokkan “bangunan dialog” yang sedang kita selesaikan. Seperti yang sedang terjadi di negeri kita saat ini, kita tidak hanya menangis melihat political upheavels di negeri ini, tetapi lebih dari itu yang mengalir bukan lagi air mata, tetapi darah; darah saudara-saudara kita, yang mudah-mudahan diterima di sisi-Nya. Tanpa politik kita tidak bisa hidup secara tertib teratur dan bahkan tidak mampu membangun sebuah negara, tetapi dengan alasan politik juga kita seringkali menunggangi agama dan memanfaatkannya.
B. 3. SikapFanatisme
Di kalangan Islam, pemahaman agama secara eksklusif juga ada dan berkembang. Bahkan akhir-akhir ini, di Indonesia telah tumbuh dan berkembang pemahaman keagamaan yang dapat dikategorikan sebagai Islam radikal dan fundamentalis, yakni pemahaman keagamaan yang menekankan praktik keagamaan tanpa melihat bagaimana sebuah ajaran agama seharusnya diadaptasikan dengan situasi dan kondisi masyarakat. Mereka masih berpandangan bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang benar dan dapat menjamin keselamatan menusia. Jika orang ingin selamat, ia harus memeluk Islam. Segala perbuatan orang-orang non-Muslim, menurut perspektif aliran ini, tidak dapat diterima di sisi Allah.
Pandangan-pandangan semacam ini tidak mudah dikikis karena masing-masing sekte atau aliran dalam agama tertentu, Islam misalnya, juga memiliki agen-agen dan para pemimpinnya sendiri-sendiri. Islam tidak bergerak dari satu komando dan satu pemimpin. Ada banyak aliran dan ada banyak pemimpin agama dalam Islam yang antara satu sama lain memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang agamanya dan terkadang bertentangan. Tentu saja, dalam agama Kristen juga ada kelompok eksklusif seperti ini. Kelompok Evangelis, misalnya, berpendapat bahwa tujuan utama gereja adalah mengajak mereka yang percaya untuk meningkatkan keimanan dan mereka yang berada “di luar” untuk masuk dan bergabung. Bagi kelompok ini, hanya mereka yang bergabung dengan gereja yang akan dianugerahi salvation atau keselamatan abadi. Dengan saling mengandalkan pandangan-pandangan setiap sekte dalam agama teersebut, maka timbullah sikap fanatisme yang berlebihan.
Dari uraian diatas, sangat jelas sekali bahwa ketiga faktor tersebut adalah akar dari permasalahan yang menyebabkan konflik sekejap maupun berkepanjangan.
Langganan:
Postingan (Atom)